Pisang Sejuta Umat

People

Namanya saja Pisank, pakai ‘k’, bukan ‘g’.

Siapa yang tidak suka pisang? Sahabat sejuta umat. Tua dan muda, laki-laki dan perempuan, berpendidikan dan primitif, beragama dan atheis, sakit dan sehat. Pisang diciptakan untuk semua usia—bahkan bayi-bayi dicekoki pisang supaya sehat. Nenek-nenek mengonsumsi pisang supaya sembuh dari sembelit. Pisang tidak diciptakan untuk mendiskriminasi gender. Meskipun sering diidentikan dengan itunya laki-laki untuk belajar pasang kondom oleh para perempuan.

Kaum urban mengonsumsi pisang untuk diet. Pithecanthropus erectus juga saya yakini mengidolakan pisang, karena kemungkinan besar di zaman itu mereka tidak perlu rebutan dengan dayang-dayang mammoth dan para prajurit T-rex. Banyak pendeta yang suka pisang. Murah meriah dan anti kolesterol. Ilmuwan yang fanatik terhadap sains pun memakai pisang untuk percobaan hantaran arus listrik. Hampir semua jenis penyakit tidak melarang pasiennya mengonsumsi pisang. Bisa dipastikan, pisang adalah buah paling user-friendly untuk semua kalangan.

Monyet pun suka.

Itulah teman saya. Bukan, bukan Si Monyet, tapi si Pisank. Aminkan saja kalau sudah takdirnya dia menyandang julukan itu dan mendapat ganjaran hidup berupa rangkaian ‘privilege’ yang bikin iri, seperti buah pisang yang disukai dan dicintai banyak orang.

Menjelang hari spesialnya—satu step menuju kesempurnaan jati diri seorang wanita—dosa rasanya kalau saya cuma kipas-kipas badan karena kepanasan tanpa membuat sesuatu atau sekedar menciptakan kata-kata mutiara untuk dikenang kapan-kapan. Sebelumnya saya sudah bergabung dengan teman-teman lain untuk membuat wishlists, tapi ucapan saya di sana hanyalah seonggok wish dan sedikit mengandung birahi.

Dear Pisank, terimakasih telah menjadi teman saya saat kamu masih berpacar, melajang, lalu berpacar lagi sampai sekarang menjelang kamu menikah (sementara status saya confidently consistent ibarat totol-totolnya dalmatian yang senantiasa nongol). Mari lanjutkan pertemanan ini setelah kamu menikah, setelah saya menikah. Mari tetap bersahabat sampai masing-masing kita punya anak. Mari lomba banyak-banyakan rambut putih. Mari lomba adu cepat ompong-ompongan gigi. Mari rebutan ekstrak kulit duren yang kali aja di masa depan dipakai untuk mengatasi sakit ngompolnya para manula. Saya tidak akan takut walau kamu memenangkan kompetisi iler ter-unch se-jagad raya, karena kamu pasti akan saya kalahkan dalam kompetisi upil terunyu se-alam semesta. Tapi kita perlu waspada dengan kentut supernya Si Manusia Kuat dan isak ngorok mendayu-dayunya Si Burung Kolibri.

Kamu adalah salah satu teman yang rendah hati, suka menolong dan mengisi pundi-pundi tawa bahagia saya dengan keusilan dan kesintingan majemuk. Hari-hari saya jadi lebih menyenangkan. Terimakasih karena kamu rela-rela aja waktu saya sering mondar-mandir ke kamar kost. Terimakasih karena kamu sudah mau menjadi kotak surat yang berisi tagihan kredit curahan hati saya, dan merupakan suatu kehormatan besar bagi saya karena kamu juga mempercayakan saya menjadi kotak suratmu.

Untuk segala hal baik yang sudah kamu lakukan untuk saya dan kedua manusia di grup hina nan nista, untuk delapan bidadari di grup penuh keceriaan, dan untuk orang-orang satu angkatan di universitas yang katanya banyak biaya, percayalah, hal-hal baik juga akan kamu terima dari orang lain—orang-orang asing yang akan memasuki hidup baru kamu dan mewarnai hari-hari kamu dengan kebahagiaan.

Saya tidak kuatir dengan keadaan kamu di masa mendatang, saya tahu kamu bisa diandalkan. Kamu adalah pejuang kehidupan yang hebat. Dengan jurus iler-no jutsu-mu, kamu sukses membuat saya kagum dan bertekad meneladani hal-hal baik yang kamu lakukan (kecuali tebar iler di sembarang tempat). Dengan jurus rendah hati-no jutsu dan keramahan-no jutsu, kamu sukses membuat orang-orang suka dan sayang sama kamu.

Tetaplah menjadi orang baik, selalu berpikir positif dan semoga generasi penerusmu juga bisa membuat dunia ini menjadi lebih baik. Heal the world, make it a better place… for you and for me and the entire human race… (nyanyi plis).

Sehat selalu, kawan. Bahagia dan setia selalu pada Ko Ricky meskipun dia agak sedikit terobsesi dengan Lee Jong Suk. And the good news about him is… I do really have a brother now. Feels. Hahahaha.

Jangan bosan perang stiker dengan saya. Jangan bosan mengileri grup hina nan nista. Dan jangan bosan membaca tulisan ini.

Sekali lagi, selamat menempuh hidup baru, kawan. Salam sejahtera selalu.

Upil terindah sepanjang masa.

Leave a comment